Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Menparekraf Sandiaga Uno Berkomentar Terkait Penelantaran Pendaki oleh Jasa Open Trip Rinjani

Sabtu, 15 Januari 2022 | 11:58 WIB Last Updated 2022-02-08T15:08:47Z
Daftar Isi [Tampilkan]
Menparekraf Sandiaga Uno Berkomentar Terkait Penelantaran Pendaki oleh Jasa Open Trip Rinjani
Sandiaga Uno | Foto : Instagram @sandiuno

Populer24 - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno memberikan komentar terkait kasus penelantaran 71 pendaki oleh salah satu open trip Rinjani lewat akun Instagram pribadinya, @sandiuno pada hari Selasa, 4 Januari 2022.

Dia meminta agar masyarakat lebih hati-hati dalam memilih jasa pemandu wisata di mana pun. Dengan memperhatikan aspek-aspek CHSE.

Aspek CHSE merupakan kependekan dari Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan). CHSE adalah program dari Kemenparekraf untuk menerapkan protokol kesehatan.

Semua itu dilakukan supaya kasus penelantaran tidak terjadi lagi di kemudian hari. Sehingga wajah pariwisata Indonesia tidak tercoreng dan mendapatkan reputasi baik di mata wisatawan asing atau lokal.

“Harapan kami, ini menjadi pembelajaran bagi wisatawan untuk memilih penyelenggara paket-paket pendaki gunung lebih hati-hati,” ujar Sandiaga Uno dikutip dari Instagram pribadinya pada hari Selasa, 4 Januari 2022.

Pada sisi lain, Sandiaga Uno juga meminta bahwa penyedia paket wisata open trip Rinjani atau tempat lain harus di edukasi dan disosialisasikan kembali.

Edukasi dan sosialisasi menggunakan metode-metode kekinian. Melibatkan pula aplikasi teknologi agar permasalahan tersebut tidak terulang di kemudian hari.

Tidak lupa untuk melakukan pengawasan terhadap semua penyedia jasa pelayanan pendakian Gunung Rinjani. Semuanya dilakukan secara ketat.

Di kesempatan yang sama, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini bersyukur bahwa kasus penelantaran open trip Rinjani tersebut bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Berkat bantuan dari pihak Kepolisian Resor Lombok Timur.

Dia berharap bahwa sang pelaku yang dituntut ganti rugi senilai 36 juta rupiah kepada para peserta dapat melunaskan hutang tersebut secara baik. 

Bila sang pelaku gagal dalam melunaskan tuntutan tersebut, kemungkinan besar akan dipenjara oleh pihak kepolisian. Dengan demikian, pelaku harus mendekam selama beberapa tahun di dalam jeruji penjara.

Kronologi Kasus Penelantaran Pendaki oleh Jasa Open Trip Rinjani


Menparekraf Sandiaga Uno Berkomentar Terkait Penelantaran Pendaki oleh Jasa Open Trip Rinjani
Ilustrasi Suasana Salah Satu Pendakian di Gunung Rinjani | Foto : Instagram @yusanwp

Kasus penelantaran pendaki oleh jasa open trip Rinjani sempat menjadi perhatian luas masyarakat Indonesia di beberapa hari terakhir.

Kronologi kasus ini terjadi adalah ada sebuah layanan pemandu wisata asal Bogor yang menyediakan paket perjalanan murah ke Gunung Rinjani.

Paket tersebut harganya kurang dari 1 juta rupiah. Menjanjikan berbagai fasilitas yang cocok bagi wisatawan, semisal tenda, makanan, dan sebagainya.

Dengan harga yang rendah, orang lain pun tertarik untuk mengambil paket open trip Rinjani tersebut. Singkat cerita, ada sekitar 60 orang lebih yang mengikuti pendakian di Gunung Rinjani.

Pada awalnya, para pendaki akan diberangkatkan di tanggal 27 Desember 2021 secara serempak. Kenyataannya justru berbalik 180 derajat. Mereka semua malah pergi melalui tiga kloter sekaligus.

Kemudian ketika telah di lokasi Gunung Rinjani, para peserta malah tidak mendapatkan fasilitas yang seharusnya.

Peserta pun mulai mendaki Gunung Rinjani bersama ketua perjalanan. Sayangnya di tengah jalan, sang ketua hilang keberadaannya. Membuat para peserta trip Rinjani panik tidak karuan. Beberapa dari mereka ada yang memutuskan diam di tempat.

Ketua perjalanan dikabarkan menelantarkan para peserta. Membuat mereka menderita beberapa penyakit semisal hiportemia. Ada juga yang mengalami demam tinggi dan pingsan karena tidak mendapatkan pasokan makanan cukup.

Dikabarkan terdapat satu orang pendaki yang hampir meregang nyawa akibat keteledoran pemandu wisata open trip Rinjani ini. Untungnya, orang tersebut berhasil dibawa ke puskesmas terdekat.