Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Kisah Abdurrahman bin Auf, Hartawan yang dijamin masuk Surga

Selasa, 11 Juni 2024 | 14:52 WIB Last Updated 2024-06-11T07:52:42Z
Daftar Isi [Tampilkan]
Kisah Abdurrahman bin Auf


Abdurrahman bin Auf merupakan salah satu sahabat Rasululah Muhammad ﷺ yang terkenal memiliki kekayaan yang luar biasa. Ia merupakan seorang pebisnis handal yang menginfakkan sebagian hartanya di jalan Allah, seperti menyiapkan perlengkapan dalam peperangan dan bersedekah untuk sesama. Ia juga merupakan satu dari sepuluh sahabat Nabi yang dijamin masuk surga. 

Biografi Abdurrahman bin Auf 

Abdurrahman dilahirkan sepuluh tahun setelah peristiwa penyerangan Ka'bah oleh pasukan gajah pimpinan dari Negeri Yaman, tepatnya tahun 580 Masehi. Ia merupakan golongan orang-orang yang pertama kali masuk Islam atau yang sering disebut dengan Assabiqunal Awwalun, ia masuk Islam dua hari setelah keislaman Abu Bakar di tahun 614 Masehi. Abdurrahman berasal dari Kabilah Bani Zuhrah, salah satu kabilah dari Suku Quraisy. Abdurrahman bin Auf memiliki nama asli Abdurrahman bin Auf bin bin Abdul Harits bin Zuhrah bin Kilab Bin Murrah bin Ka’ab bin Luay Al Quraisy Az Zuhri. Ibunya bernama Asy Syifa. Nama aslinya adalah Abdul Ka'bah ataupun Abdu Amr, Rasulullah memberikannya nama Abdurrahman setelah ia masuk Islam. 

Ketika Rasulullah hijrah ke Madinah, Abdurrahman dipersaudarakan dengan Sa’ad bin Rabi Al Anshari. Ketika sampai di kota Madinah, ia menanyakan dimana letak pasar kepada Sa’ad bin Rabi. Ketertarikannya dengan dunia bisnis dan pasar menjadikannya sebagai seorang Entrepreneur yang handal. 

Abdurrahman adalah sahabat Nabi yang kaya raya dan mempunyai harta yang begitu berlimpah. Bahkan, kekayaan Abdurrahman bin Auf mampu menjadi perbincangan di seluruh kota Madinah saat itu. Abdurrahman merupakan orang yang memiliki jiwa kewirausahaan dan keterampilan bisnis yang tinggi. Abdurrahman juga dijuluki sebagai Sahabat bertangan emas karena setiap kali ia mengangkat batu, ia selalu menemukan emas dan perak di bawahnya. Pernyataan ini menggambarkan bahwa Abdurrahman merupakan seorang Entrepreneur yang sangat sukses. Abdurrahman mampu mandiri dalam usaha perdagangannya dan bahkan ia dapat membaca peluang bisnis sekecil apapun untuk mencari keuntungan. Kepiawaiannya dalam berbisnis dan berdagang sudah tidak diragukan lagi, semua orang di zamannya telah mengakui kehebatan dagang Abdurrahman. 

Dalam sebuah peperangan, Rasulullah pernah bermakmum kepada Abdurrahman bin Auf. Rasulullah pernah bersabda kepada Abdurrahman “Engkau adalah orang kepercayaan penduduk langit dan penduduk bumi”. Abdurrahman bin Auf pernah menyumbangkan empat ribu Dirham kepada Rasulullah dan ia berkata “Sebenarnya saya memiliki delapan ribu Dirham namun saya memberikan empat ribu Dirham untuk berinfak di jalan Allah dan empat ribu Dirham untuk saya sendiri dan keluarga”. Rasulullah kemudian bersabda “Semoga Allah memberkahi apa yang engkau tinggalkan dan apa yang engkau sumbangkan”. 

Konsep Entrepreneur Menurut Abdurrahman bin Auf 

Kesuksesan Abdurrahman bin Auf dalam berbisnis sudah tidak diragukan lagi. Segala kesuksesannya itu tidak terlepas dari pola manajemen waktu, usaha, dan kedisiplinannya dalam menjalankan bisnisnya itu. Abdurrahman selalu berpedoman kepada syariat Islam dalam berdagang. Berbisnis menurut Abdurrahman bin Auf bukan berarti rakus dan suka mengumpulkan harta serta hidup dalam kemewahan. Berbisnis merupakan suatu amal dan tugas kewajiban yang keberhasilannya akan menambah dekatnya jiwa kepada Allah dan berkurban di jalan Allah. Apabila Abdurrahman bin Auf ditanya mengenai rahasia dalam mensukseskan suatu urusan perdagangan, Abdurrahman menjawab “Saya tidak pernah menjual barang yang cacat dan saya tidak menginginkan keuntungan yang terlalu banyak.”. 

Abdurrahman tidak menginginkan hidup yang begitu mewah dan mendapat keuntungan dari hasil keringat orang lain. Ia lebih baik berusaha sendiri dengan tenaganya. Abdurrahman bin Auf merupakan sosok orang kaya yang perlu untuk diteladani dalam menjalankan bisnis. Semua harta kekayaan ia miliki tidak membuat ia menjadi sombong dan lupa diri. Ia banyak menghabiskan hartanya untuk berjuang di jalan Allah. Abdurrahman senantiasa bersikap rendah hati, rajin beribadah, dan suka bersedekah. Baginya, kekayaan tidak memiliki arti yang begitu penting. 

Inilah konsep dakwah Entrepreneur yang yang selalu dijalankan oleh Abdurrahman bin Auf. Ia tidak pernah lupa untuk bersedekah di jalan Allah meskipun kekayaan bisnisnya begitu melimpah. Konsep entrepreneur menurut Abdurrahman bin Auf inilah yang patut dicontoh oleh para pengusaha dan wirausaha di zaman sekarang ini dalam memulai bisnisnya. 

Abdurrahman bin Auf merupakan seorang yang berwatak sangat dinamis dan gemar dalam berbuat kebaikan dalam membela agama Islam. Abdurrahman mengatur perniagaannya dengan perencanaan yang begitu matang. Ketika ia sedang tidak shalat atau berjihad di medan perang, maka tentulah ia sedang menjalankan perniagaannya. Kafilah-kafilahnya membawa berbagai barang dagangan ke Madinah, Mesir dan Negeri Syam untuk memenuhi kebutuhan di seluruh jazirah Arab berupa pakaian dan makanan. 

Keberhasilan Abdurrahman bin Auf dalam berbisnis meruntuhkan anggapan masyarakat modern bahwa bisnis adalah tentang bisnis, dan tidak melibatkan agama di dalamnya. Dalam hal ini, Abdurrahman dapat dijadikan teladan oleh kaum muslimin yang sedang menekuni dunia Entrepreneur. Dengan tetap berpegang teguh pada syariat-syariat Islam, maka sebuah bisnis akan berkembang pesat menuju kesuksesan dan membawa keberkahan. Abdurrahman bin Auf merupakan contoh bagi wirausahawan yang ingin mengembangkan bisnisnya. Konsep bisnis yang diterapkannya mampu menghantarkan bisnisnya menuju kesuksesan yang begitu luar biasa.

Rahasia Di Balik Kesuksesan Bisnis Abdurrahman bin Auf 


Gemar Bersedekah 

Abdurrahman pernah menyumbangkan hartanya dalam perang Tabuk, ketika itu ia menginfakkan dua ratus Uqiyah emas. Ketika peperangan Tabuk berkecamuk, Allah memberikan kemuliaan kepada Abdurrahman yang tidak pernah dianugerahkan kepada siapapun. Ketika itu Rasulullah telat dalam shalat dan kemudian Abdurrahman bin Auf lah yang menjadi imam shalat bagi para sahabat, Rasulullah kemudian shalat bersamanya sebagai makmum. Tidak ada kemuliaan yang lebih mulia selain menjadi imam bagi seorang pemimpin dunia Islam teragung yaitu Rasulullah SAW.

Ja’far bin Burqan pernah meriwayatkan bahwa Abdurrahman pernah memerdekakan sebanyak tiga puluh ribu budak. Abdurrahman juga pernah menyumbangkan secara sembunyi-sembunyi sekitar 40.000 Dirham, 40.000 Dinar, 200 Uqiyah emas, 500 ekor kuda, dan 1500 ekor unta. Beliau pernah menyantuni para veteran perang Badar dengan santunan sejumlah 400 Dinar. Bahkan ketika wafatnya, ia meninggalkan harta yang sangat banyak yang terdiri atas 1000 ekor unta, 1000 ekor kuda, 3000 ekor kambing dan masing-masing istri mendapatkan warisan 80.000 Dinar. 

Jujur dan Dipercaya 

Sebelum wafat, Umar bin Khattab pernah membentuk panitia yang akan memilih penggantinya yang didalamnya terdapat Abdurrahman bin Auf. Abdurrahman pernah berkata “Apakah kalian memperkenankan saya untuk memilih dari kalian” ?, kemudian Ali bin Abi Thalib menjawab “Saya mempercayai engkau sebab Rasulullah pernah bersabda “Engkau adalah penghuni yang dipercaya oleh penduduk langit dan penduduk bumi”. 

Kemandirian yang Tinggi  

Kesuksesan Abdurrahman bin Auf dalam berbisnis selalu diawali oleh keyakinan, keberanian, kepercayaan diri yang tinggi. Abdurrahman dikenal mempunyai kemandirian yang tinggi. Ia tidak mau bergantung kepada orang lain dan enggan menerima bantuan dalam jumlah besar yang nanti dapat membuatnya bermalas-malasan. Kemandirian dan rasa percaya diri Abdurrahman bin Auf ini bisa dilihat ketika ia ikut berhijrah ke Madinah. Abdurrahman bin Auf ditawari harta dan istri oleh Sa’ad bin Rabi, namun ia menolak dan bertanya dimana letak pasar. 

Inilah bukti bahwa Abdurrahman bin Auf memiliki mental wirausaha dan kemandirian yang tinggi. Padahal, jika ia mau ia bisa saja mengambil setengah dari harta kekayaan Sa’ad bin Rabi’ untuk digunakan sebagai modal bisnis. Namun, hal itu tidak dilakukan oleh Abdurrahman karena ia yakin mampu mendapatkan modal dan memulai usaha dengan tangannya sendiri. 

Menjalankan Bisnis yang Halal     

Diriwayatkan dari Abu Barzah Al Islamiy bahwa Rasulullah pernah bersabda “Tidak akan bergeser kedua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai ia ditanya tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana ia mengamalkannya, tentang hartanya dari mana diperolehnya, serta tubuhnya digunakan untuk apa”.

Berdasarkan hadits tersebut dapat dipahami bahwa kelak pada hari kiamat manusia akan ditanya tentang empat hal yaitu umur, ilmu, harta, dan tubuh. Jika modal didapatkan dengan cara yang halal maka langkah selanjutnya adalah menjalankan bisnis dengan cara yang halal pula. Mulai dari modal hingga ke penjualan haruslah dilakukan berdasarkan syariat Islam. Oleh karena itu, modal haruslah didapatkan dengan cara yang halal dan haruslah menjalankan bisnis dengan cara yang halal, serta menghindari penipuan yang merugikan orang lain. 

Keyakinan yang Tinggi  

Keyakinan datang dari pengalaman, dari apa yang dibaca dan dilihat. Beberapa keyakinan yang salah dan negatif dapat menghambat bisnis, oleh karena itu keyakinan yang positif akan suatu hal haruslah dimiliki oleh seorang wirausaha. Abdurrahman memiliki keyakinan bahwa Allah yang memberikan rezeki untuknya sebagai seorang pedagang. Keyakinan yang besar membuatnya selalu yakin bahwa rezeki untuknya selalu didapatkan melalui berdagang. Ia tidak pernah ragu menafkahkan hartanya di jalan Allah sebanyak apapun. 

Keyakinan Abdurrahman bin Auf yang meminta jalan menuju pasarlah yang membuat tindakan dan pikirannya sukses dalam hal berdagang. Dengan hasil keringatnya sendiri tanpa bantuan dari orang lain Abdurrahman yakin dan berani untuk memulai usaha dari nol, dan dari keyakinan itulah yang kemudian dapat dipelajari oleh Entrepreneur untuk menjadi Entrepreneur yang berani dan memiliki mindset positif. 

Hidup Sederhana dan Tidak Berfoya-foya 

Abdurrahman bin Auf tidak pernah menggunakan hartanya dimilikinya untuk berfoya-foya. Ia hidup dan berpenampilan dengan sangat sederhana dan sangat jauh dari kesan kaya. Menurut suatu riwayat, pakaian yang dikenakan Abdurrahman bahkan tidak berbeda dengan para pembantunya. Harta dari hasil bisnisnya yang besar hanya dipakai seperlunya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sementara sisanya digunakan untuk kepentingan dakwah dan membantu orang yang membutuhkan.

Ternyata umat Islam sudah memiliki rumusan dan standar usaha yang telah dibimbing Rasulullah dan dicontohkan oleh para sahabatnya. Sebuah contoh nyata yang pernah dicontohkan oleh Abdurrahman bin Auf dimana ia menuju pasar, membeli, berdagang, dan mendapatkan keuntungan yang besar, merupakan bukti bahwa Allah akan memberikan rezeki kepada hambanya yang mau berusaha. 

Abdurrahman bin Auf adalah seorang pemimpin yang mampu mengendalikan hartanya, bukan seorang yang diperbudak oleh hartanya. Ia tidak mau menyimpan hartanya melainkan tetap menginfakkan hartanya kepada orang lain serta untuk berjihad di jalan Allah. 

Abdurrahman bin Auf wafat pada usia 73 tahun tepatnya pada tahun 31 Hijriyah dengan meninggalkan 28 anak. Abdurrahman kemudian dimakamkan di pemakaman Al Baqi’. 

Referensi : 
Muliana. 2017. Konsep Dakwah Entrepreneur Menurut Abdurrahman bin Auf. Jurnal Manajemen dan Administrasi Islam. 1 (2) : 231-240. 
Ningsih., P.A. Studi Deskriptif Tentang Abdurrahman bin Auf Prototype Entrepreneur Muslim Sukses. Jurnal Imara. 1(1) : 47.