Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Football Enthusiast : Bek Sayap Bukan Cuma Bisa Lari Cepat

Jumat, 14 Januari 2022 | 14:39 WIB Last Updated 2022-01-22T11:22:04Z
Daftar Isi [Tampilkan]
Football Enthusiast : Bek Sayap Bukan Cuma Bisa Lari Cepat
Doc . Instagram (@asnawi_bhr, @pssi, @ andyrobertson94, @trentarnold66)


Bek Sayap Salah Satu Komponen Penting


Keberhasilan tim nasional Indoensia di AFF 2020 meninggalkan beberapa penanda menarik. Apalagi yang menarik perhatian adalah dua sisi kanan dan kiri pertahanan Timnas Indonesia. Asnawi yang kokoh dan punya visi untuk membangun serangan juga pratama arhan yang dengan teknis dan klinisnya mengobrak abrik pertahanan lawan.

Ada pepatah mengatakan “Pertahanan terbaik adalah dengan menyerang” mungkin itu juga yang diadopsi Coach Shin-nim dalam menahkodai timnas Indonesia. Fenomena wingback atau fullback atau bek sayap dalam Bahasa Indonesia yang sering naik dan menjadi pengatur irama permainan bukan hanya terjadi di Indonesia tapi juga menjadi hal menarik di bagian belahan dunia lainnya.

Liverpool saat ini menjadi salah satu tim kuat dunia, semua mata tertuju pada baiknya permainan salah-mane. Tentu saja keduanya pemain hebat, penyumbang gol dan bergelimang prestasi. 2 Final Liga Champions bukan hal main-main. Belum lagi menghapus puasa gelar EPL bagi Liverpool setelah sekian lama. Tapi kontribusi bek sayap mereka luar biasa, Trent Alexandre Arnold dan Andrew Robertson menjadi sosok menakutkan dalam urusan penyerangan.
Dilansir dari website premiere league dan transfermarkt

Statistik TAA dan Robertson : 


2019
TAA : 13 Assists, 4 Goals di Premier League. Dengan total 4 goals dan 15 Assists di 49 pertandingan sepanjang tahun 2019 – 2020.

Robertson : 12 Assists, 2 Goals di Premier League. Dengan total 3 goals dan 12 Assists di 49 pertandingan sepanjang tahun 2019 – 2020.

2020
TAA : 9 Assists, 2 Goals di Premier League. Dengan total 2 goals dan 9 Assists di 45 pertandingan sepanjang tahun 2020 – 2021.

Robertson : 7 Assists, 1 Goals di Premier League. Dengan total 1 goals dan 7 Assists di 50 pertandingan sepanjang tahun 2020 – 2021.

2021
TAA : 9 Assists, 2 Goals di Premier League. Dengan total 2 goals dan 12 Assists di 21 pertandingan sepanjang tahun 2021 – 2022.

Robertson : 5 Assists, 1 Goals di Premier League. Dengan total 1 goals dan 6 Assists di 20 pertandingan sepanjang tahun 2021 – 2022.

Pemuncak dan top team di liga 5 top eropa bek sayap mereka tampil sangat impresif. Di Inggris Manchester city dengan Joao Cancelo (3 Goals dan 7 Assists), di italia Ac Milan dengan Theo Hernandez (4 goals 5 Assists), Inter Milan dengan Denzel Dumfries (3 Goals dan 3 Assists) dan Federico Di Marco (2 Goals 2 Assists). Di jerman Alphonse Davies Bayern Muenchen 6 Assistsnya, dan Raphael Guerrero (3 Goals 2 Assists) berduet dengan Thomas Meunier (5 Assists) mengawal pertahanan Borussia Dortmund. Di Real Madrid mengandalkan agresifitas Carvajal dan Ferland Mendy yang mengumpulkan total 3 goals dan 5 assists. Achraf Hakimi (3 goals dan 3 Assists) apik di ligue 1 bersama PSG.

Sepakbola modern, bek sayap atur permainan

Dahulu kala kita diperkenalkan dengan taktik 3-5-2 ala italia dan belanda di masa jayanya tahun 90-an. Bek sayap dimainkan agak ketengah dengan atribut stamina, cross dan lari yang kencang agar mampu mengcover hampir seluruh sisi sayap lapangan kalaupun menggunakan 4-4-2 mereka mengubah pemain sayap lebih sering masuk kedalam membantu lini tengah hingga membantu penyerangan. Di inggris arsenal dengan Robert Pires dan Fredrik Ljungberg sebagai sayap sering menusuk ke tengah. Fungsi bek sayap sagnol, cole sangat berperan dalam penyerangan dan pertahanan. Saat itu posisi bek sayap lebih dikenal sebagai wing back atau bek yang berada disayap. Fungsinya menyerang dari sisi sayap, mengisi kekosongan dan memberikan umpan kedalam kotak penalty. Jika terjadi serangan balik diharuskan berlari secepat mungkin mengcover posisi sayap. Bek sayap kala itu dikenal kecil mungil dengan speed lari diatas rata-rata. Roberto Carlos, Cafu, Ashley Cole, Willy Sagnol, John Arne Riise hingga Giovanni Van Bronckhorst jebolan-jebolan sepakbola era 90an hingga 2000-an awal.

Medio 2000-an awal hingga 2010 kita diperkenalkan dengan formasi 4-3-3 atau 4-4-2 Manchester United yang pertama sukses dengan skema ini. Memainkan fullback yang menjadi nama lain bek sayap kala itu. Bek sayap pada periode ini diharuskan memiliki fungsi pertahanan dan mengatur posisi garis pertahanan dengan sangat baik. Gary Neville di kanan dan Phil Neville atau Patrice evra dikiri jadi bukti sahih kedigdayaan setan merah di daratan inggris , eropa hingga dunia. Arsenal dengan bacary sagna dan gael clichy dan Chelsea dengan Ashley cole dan glen johnson atau paulo Ferreira. Sampe Barcelona dengan eric abidal dan silvinho. Kemudian memasuki medio 2010 sejak era spanyol menjuarai piala eropa dan piala dunia fungsi bek sayap menjadi lebih kompleks. Spanyol kala itu menjadi produsen bek sayap terbaik, dengan joan capdevilla dikiri milik villareal juga Sergio Ramos milik Real Madrid. Di 2010 Alvaro Arbeloa menjadi awal baru sepakbola modern.

Taktik 4-2-3-1 atau 4-3-2-1 menjadi sangat popular dari tahun 2010 sampai saat ini. Spanyol menjadi salah satu pilar utama perubahan. Alvaro Arbeloa, Jordi alba dan Daniel Alves yang bersinar Bersama Barcelona menjadi poros utama bagaimana bek sayap bermain. Aktif menyerang dan menjadi alternatif mengatur permainan selain pemain tengah. Itu pun diadopsi banyak bek sayap modern kala ini.

Bagaimana seorang TAA dan Robertson memimpin tim-nya dari belakang hingga kedepan. Atribut visi umpan, pergerakan dan posisi jadi elemen penting. Aspek bertahan tentu jadi aspek utama pula tapi dengan visi tidak diperlukannya kontak fisik hingga duel satu lawan satu dalam sepakbola modern. Compact Defense yaitu visi bertahan kolektif menjadi cara paling ampuh bertahan di era sepakbola modern. Bagaimana jerman dengan gegenpressing mengenalkan bertahan kolektif dimana semua permain punya tanggung jawab yang sama dalam bertahan menjadikan fungsi bertahan bek sayap berkurang tetapi dituntut dapat membantu penyerangan dengan lebih efektif.

Apakah sepakbola Indonesia sudah siap dengan bek sayap ala modern ini ?

Oleh, Ismail Syababun Halim