Daftar Isi [Tampilkan]
Ilustrasi wanita | Freepik |
Cahaya Islam - Perasaan cemas, gelisah, khawatir, tidak tenang adalah perasaan mengganggu yang tidak nyaman, namun juga dirasakan oleh semua orang di dunia ini. Apakah Anda sering merasa gelisah? Hal tersebut adalah hal yang manusiawi namun jika berlebihan, maka tidak baik juga apalagi jika Anda mengaku beriman.
Rasulullah Muhammad ﷺ pun juga pernah merasakan kesedihan, pernah merasakan ketakutan, dan pernah merasakan kekhawatiran yaitu ketika beliau tidak menerima wahyu selama beberapa hari.
Memiliki hidup tenang, perasaan aman adalah impian semua orang. Kadang, ketidaktenangan, resah, stress, ketakutan, bukan hanya terjadi karena masalah hidup yang terjadi sehari-hari. Tapi, ekspektasi atau harapan kita tentang apa yang akan terjadi sering kali menjadi sumber ketidak tenangan kita.
Nah, Islam mengajarkan kepada kita supaya bisa memiliki hati yang tenang dan meminimalisir perasaan gelisah dan tidak tenang. Berikut ini Cahaya Islam berikan penjelasan kepada Anda mengenai kunci hidup tenang dalam Islam.
Lalu, bagaimana caranya agar tidak gelisah dan tetap tenang? Simak penjelasannya di bawah ini.
Kunci Hidup Tenang dalam Islam
Kembali pada Al-Quran
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan mengenai kunci hidup tenang dalam sebuah ceramah yang diposting oleh akun youtube Channel Tausiyah (17 Desember 2020).
Beliau menjelaskan , Allah swt berfirman dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 38
Artinya : Kami berfirman, “Turunlah kamu semua dari surga! Kemudian, jika benar-benar datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa mengikuti petunjuk-ku, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati”
Ayat itu memberikan penjelasan bahwa Allah swt memberikan petunjuk kepada kita dan apabila kita mengikutinya, maka kita akan bebas dari rasa takut dan sedih, serta memiliki perasaan yang tenang dan bahagia.
Berarti, Allah sudah menyiapkan petunjuk kepada kita agar kita bisa hidup dengan perasaan senang dan tenang di dunia ini. Lalu, apa petunjuk itu ?
Nah, Allah swt telah memberikan penjelasannya dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 185
Artinya : Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Quran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil)….
Masya Allah, Allah menurunkan Al-Quran bukan hanya untuk dibaca, melainkan juga sebagai petunjuk untuk setiap manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari dari yang sederhana hingga yang kompleks, supaya bisa mendapatkan ketenangan dalam menjalani kehidupan.
Analoginya, ketika Anda memiliki masalah laptop rusak, maka Anda akan pergi ke tempat service laptop, bukan ke tempat service HP kan ?
Begitu juga dengan masalah hidup, ketika Anda memiliki masalah hidup, maka balik lagi ke petunjuk hidup yaitu Al-Quran yang diberikan langsung oleh pencipta kita, Allah swt.
Meyakini adanya kehidupan akhirat
Ketika seseorang meyakini bahwa ada kehidupan setelah di dunia yaitu kehidupan di akhirat, maka orientasi berpikirnya ketika menghadapi masalah bukan lagi berfokus pada kehidupan dunia, melainkan fokus juga di kehidupan akhirat.
Ketika ditimpa musibah, seseorang yang yakin bahwa ada kehidupan akhirat akan berpikir bahwa Ia akan mendapatkan pahala dari kesabaran selama di timpa musibah atau meyakini bahwa musibah ini sebagai pembersih dosa-dosa selama di dunia.
Untuk itu baginya tak ada waktu untuk bersedih atau gelisah memikirkan hal yang sudah terjadi atau yang belum terjadi.
Ustadz Khalid Basalamah pernah menjelaskan dalam sebuah ceramah yang diupload rekamannya pada akun youtube Penuntut Ilmu (20 Desember 2019). Beliau menjelaskan bahwa ada sebuah hadits nabi ﷺ yang diriwayatkan oleh Bukhari.
Hadits itu menjelaskan bahwa Nabi ﷺ pernah bertanya kepada para sahabat “Apakah kalian tahu siapa saja orang yang bangkrut ?” kemudian para sahabat mengatakan “Ya Rasulullah, orang-orang yang bisnis, bangkrut, hilang dirham dan dinar nya”.
Kemudian nabi ﷺ berkata, “Bukan, itu kecil, kalau cuman dirham dan dinarnya yang habis, itu kecil. Tapi orang bangkrut yang sebenarnya adalah orang-orang yang datang di hari kiamat membawa pahala shalat lengkap, pahala puasa lengkap, pahala haji, pahala shadaqah, banyak sekali. Sedangkan di sisi lain, dia pernah mencaci maki orang ini, pernah memukul orang yang itu, pernah mengambil hak orang lain, tidak minta maaf dan tidak mengembalikan hak-hak orang lain di dunia. Maka, mereka (orang yang dizalimi) akan datang di hari kiamat, pada hari pengadilan dan menuntut
“ya Allah orang ini dzalimi saya, pernah pukul saya, pernah ghibah saya, pernah fitnah saya, pernah mengambil sepotong tanah saya” dan seterusnya, maka diambillah dari pahala dia, dibagi-bagikan kepada orang-orang yang sedang menuntut.
Jika orang yang menuntut masih ada namun pahalanya sudah habis, maka dosa-dosa orang yang menuntut akan dipindahkan kepada orang yang zalim itu. Maka, jadilah dia orang yang bangkrut sebenarnya, pahalanya habis, ditambah ditimpakan kepadanya dosa-dosa orang yang pernah ia dzalimi.
Seseorang yang yakin akan kehidupan akhirat, tidak akan bergantung pada kehidupan dunia dan lebih mendahulukan akhirat dalam kehidupannya.
Menerima ketetapan dan berprasangka baik terhadap takdir Allah
Wajar sekali ketika kenyataan terjadi tidak sesuai dengan harapan dan rencana, kemudian kita merasa gelisah, sedih, merana dan putus asa. Tidak jarang juga yang kemudian menyalahkan Allah swt.
Namun, salah satu kunci supaya kita bisa hidup tenang adalah menerima ketetapan dan berprasangka baik terhadap takdir Allah swt. Meyakini bahwa takdir Allah swt adalah takdir terbaik untuk kita dan pasti ada hikmah di baliknya.
Allah swt pun berfirman dalam Al-Quran surat 216 yang artinya “Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui”.
Itulah kunci hidup tenang agar tidak mudah gelisah dalam kacamata Islam. Selalu berprasangka baik kepada Allah SWT dan menjalani hidup sebaik-baiknya, lalu serahkan sisanya kepada Yang Maha Kuasa agar hidup lebih tenang dan tenteram.