Daftar Isi [Tampilkan]
Sumber foto: Cover LBH Jakarta |
Populer24 - Pernyataan dari Bahlil Lahadalia Menteri Investasi Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia (BKPM RI), menuai sorotan dan polemik dikacah media sosial oleh tokoh-tokoh lainya. Beliau menyebut bahwa rata-rata pengusaha kita berpikir dalam menghadapi adanya kontestasi pemilihan umum atau pergantian kepemimpinan khusunya dalam Pilpres 2024 nanti, jika perlu dapat diundur.
Demikian hal itu, memiliki alasan bahwa para pengusaha baru saja dikala bangkit setelah terjadinya dampak pandemi Covid-19, dan hal tersebut dapat berakibat pada ketidakstabilan ekonomi dalam perhelatan kontestasi perpolitikan yang masih beranjak perlahan bangkit akan kian memberatkan.
Pada perbincangan oleh salah satu lembaga survei, tentang perpanjangan masa pemerintahan Presiden Joko Widodo sampai dengan 2027.
“Rata-rata para pengusaha di Indonesia berpikir, ketika proses demokrasi bergulir dalam konteks pergantian pemimpin, jika adanya perkumpulan terkait itu sebaiknya pilpres diundur, mengapa demikian, setelah diterjang badai Covid-19 hingga sampai saat ini. Perekonomian kita masih baru saja perlahan bangkit dan akan memberatkan jika pilpres pada 2024 mendatang nanti tetap digelar,” jelas menteri BKPM RI Bahlil
Pernyataan dari menteri BKPM RI tersebut disanggah oleh Yosef Sampurna Nggarang sekjen Pergerakan Kedaulatan Rakyat atau (PKR). Menyatakan bahwa terkait dengan Pemilu itu sudah ada ketentuanya yaitu sudah diatur jelas dalam konstitusi Negara yang dilaksanakan setiap lima tahun sekali.
Sanggahan Yos tampak menyindir menteri BKPM RI Bahlil Lahadalia di akun media sosial twitternya, bahwa Bahlil terlihat seperti jubirnya (juru bicara) oligarki.
“@Bahlillahadalia, Pemilu itu dilaksanakan setiap 5 tahun sekali dan itu amanat konstitusi kok, bung ini terlihat seperti jubirnya oligarki?,” Ucap Sekjen PKR Yos
Terkait dengan pernyatan tersebut sebelumnya mengenai persoalan pada pemilu 2024, pengamat politik Rocky Gerung pernah menilai bahwa pada kondisi menjelang perhelatan tersebut dinilai seperti sarangnya para oligarki berkumpul dan berternak dengan para politikus.
Dalam webinar yang dilakukan oleh salah satu lembaga survei kedai kopi bertemakan “Memprediksi Kemunculan Capres Ala Pembagian Wilayah Penanganan Covid-19”, pada Jumat 15 Oktober 2021.
“Jika saya buat satu deskripsi untuk hari ini, saat 2024 nanti kita tahu hal itu bagaikan semacam kandangya oligarki berternak dengan politisi, karena hal itu adalah forum formal ” Ucap Rocky pada webinat tersebut
Pernyataan Rocky tersebut arti dari perternakan itu terbaca dari sekarang, yaitu terilhat pada kunci yang dinamakan presidential threshold atau Ambang Batas Pencalonan Kandidat Presiden. Selanjutnya arti dari tempat “Ternak” yaitu ada pagar yang namanya Covid-19 dan akan dijadikan alasan kuat oleh para oligarki.
Lalu Rocky kemudian menyebutkan, mahasiswa akan dilarang untuk beraspirasi (Demonstrasi) sampai dengan LSM/NGO pun dilarang untuk mengkritisi pemerintah, dan peternakan itu akan di bentengi dengan yang namanya Omnibus-law. Lanjut, Pada 2024 nanti akan menjadi ruang rahasia yang sempit (tertutup).***
Sumber:Galamedia, Pikiran Rakyat